Wednesday, August 4, 2010

LIFTED INDEX (LI)

Salah satu hal yang menarik dalam Meteorologi bahwa tantangan dalam membuat prakiraan adalah timbulnya hujan konvektif.  Badai guntur (thunderstorm) dapat terbentuk kurang dari 20 menit dan mempunyai dampak yang bersifat merusak. Terbentuknya badai guntur (thunderstorm) memungkinkan terjadinya hujan es (hail), hujan lebat, kilat mematikan, angin yang bersifat merusak dan kemungkinan terjadinya tornado.
Analisa atmosfer selama terjadinya badai guntur (thunderstorm) telah mendorong para ahli meteorologi untuk mengembangkan parameter-parameter yang menandai ada atau tidaknya kondisi-kondisi yang mendukung bagi perkembangan badai guntur (thunderstorm). Parameter-parameter tersebut menggambarkan bagaimana ketidakstabilan (labilitas) atmosfer yang menandai adanya kegiatan konveksi. Udara dingin pada level tinggi, udara hangat pada level yang lebih rendah dan kelembapan yang tinggi, semuanya dapat meningkatkan ketidakstabilan atmosfer ketika pembentukan angin pada ketinggian. Hal itu dapat mempengaruhi kekuatan badai guntur. Sejak model-model prakiraan dapat memprakirakan faktor atau parameter cuaca dalam atmosfer, maka para ahli meteorologi juga dapat memprakirakan ketidakstabilan dari atmosfer. Kemudian diikuti dengan berkembangnya berbagai macam indeks yang biasanya untuk mengindikasikan terjadinya cuaca hebat (severe weather) yang digunakan dalam membuat prakiraan, salah satunya adalah Lifted Index (LI).
Oleh karena keterbatasan dari Showalter Index (SI) yang tidak meliputi prakiraan pemanasan harian, maka kemudian Lifted Index (LI) dikembangkan oleh Joseph G. Galway dari US Weather Bureau SELS Center pada pertengahan tahun 1950. Beberapa pendekatan telah dikembangkan dalam perhitungan Lifted Index (LI). Masing-masing adalah suatu modifikasi dari Showalter Index (SI). LI merupakan suatu indeks yang digunakan untuk menganalisa tingkat kekuatan labilitas atmosfer. LI dihitung dengan anggapan suatu parsel udara dekat permukaan telah diangkat hingga lapisan 500 milibar (18000 feet), dimana parsel udara yang dinaikkan akan mendingin dengan penurunan suhu sebesar 3 ºC tiap 1000 feet atau sekitar 9.8 ºC tiap 1000 meter.
Berikut adalah prosedur penentuan nilai Lifted Index (LI) dikembangkan oleh Galway. Untuk menaksir nilai LI, mixing ratio (perbandingan campuran) rata-rata pada lapisan kurang dari 3000 feet pada sounding ditentukan oleh rata-rata area atau luasan yang sama. Kemudian suhu potensial rata-rata pada lapisan kurang dari 3000 feet pada saat konveksi ditentukan oleh prakiraan suhu maksimum pada siang hari dan dengan asumsi bahwa lapse rate adiabat kering akan berlaku melalui lapisan 3000 feet tersebut (jika pemanasan signifikan, atau pendinginan tidak diharapkan pada waktu siang hari, suhu rata-rata pada lapisan kurang dari 3000 feet ditunjukkan pada sounding yang digunakan).
Dari harga rata-rata LCL ditempatkan, kemudian garis adiabat basah yang melalui LCL tersebut dinaikkan hingga lapisan 500 milibar. Suhu pada lapisan 500 milibar dengan demikian dapat ditentukan, diasumsikan sebagai suhu udara yang naik di dalam awan jika terjadi suatu pertumbuhan (berkembang). Secara aljabar, perbedaan antara suhu lingkungan dengan suhu udara yang naik (hasil pengamatan dikurangi hasil perhitungan) pada lapisan 500 milibar menggambarkan LI (Lifted Index). Nilai LI pada umumnya secara aljabar lebih kecil atau kurang dari nilai SI (Showalter Index). Secara rumus, LI dapat ditentukan sebagai berikut :

LI = T500 - TP500

dimana LI adalah Lifted Index, T500  adalah suhu lingkungan pada lapisan 500 milibar (ºC) dan TP500  adalah suhu pada lapisan 500 milibar (ºC) yang akan dicapai suatu parsel udara jika dinaikkan secara adiabat kering dari permukaan hingga Lifted Condensation Level (LCL) dan kemudian secara adiabat basah hingga lapisan 500 milibar. Dalam proses pengangkatan, kurang dari 1 kilometer berarti perbandingan campuran (mixing ratio) digunakan baik seperti suhu permukaan hasil observasi maupun hasil prakiraan.

No comments:

Post a Comment