Thursday, February 2, 2012

CONTOH MAKALAH MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN


BAB I
PENDAHULUAN
A.     Identitas Usaha
1.      Jenis Usaha
Wirausaha merupakan suatu proses atau cara untuk melakukan suatu usaha yang bertujuan untuk mendapatkan hasil atau keuntungan yang diharapkan dengan cara memproduksi, menjual atau menyewakan suatu produk barang atau jasa. Yang harus dimiliki seorang pelaku usaha dalam menjalankan suatu usaha (wirausaha) antara lain seperti skill (kemampuan), tekad (kemauan), modal, target dan tujuan, dan tempat.
Bisnis kuliner (makanan) menjadi ladang bisnis yang menarik minat banyak orang. Hal ini disebabkan peluang bisnis pada sektor makanan lumayan menggiurkan. Selagi manusia membutuhkan masih membutuhkan makanan maka peluang bisnis di sektor makanan sangat terbuka. Belum lagi aktivitas manusia yang tidak puas dengan memasak sendiri tetapi ingin membeli makanan yang sudah jadi. Namun sejalan dengan peluang bisnis makanan yang terbuka lebar tersebut, pelaku usaha di sektor makanan juga tidak kalah banyaknya. Sebagian menuai sukses sebagian lagi akhirnya gulung tikar karena dagangan tidak laku.
Dalam penulisan makalah ini, penulis memberikan sebuah contoh tentang seseorang yang bernama Bapak Sukirno yang berani terjun dalam dunia wirausaha (dalam hal ini dagang) yang bergerak dalam bisnis kuliner (makanan) yang menyajikan jenis makanan seperti beberapa jenis mie ayam,bakso, dan aneka jenis es.
 
2.      Alamat Usaha
Usaha Bapak Sukirno ini diberi nama “Mie Soker” yang beralamat di Jalan Sultan Mahmud Badaruddin II KM 12 No. 503 Kelurahan Sukodadi Kecamatan Sukarami Palembang. 
3.      Bentuk Usaha
Bentuk usaha yang ditekuni oleh Bapak Sukirno ini tergolong dalam usaha kecil. Hal itu dikarenakan bisnis kuliner ini termasuk dalam kriteria usaha kecil, antara lain jenis barang (dalam hal ini makanan) umumnya sudah tetap (tidak berubah-ubah), lokasi / tempat usaha sudah menetap (tidak berpindah-pindah), dan jumlah karyawan yang tidak terlalu banyak (kurang dari tiga puluh orang).
Selain itu, usaha Bapak Sukirno ini sudah melakukan administrasi keuangan walau masih sederhana, sudah memenuhi persyaratan legalitas seperti surat izin, surat izin tempat usaha (SITU), dan NPWP demi menjaga kelancaran usaha. Apabila dikemudian hari terjadi hal-hal yang menyangkut legalitas usaha, tidak membuat terganggunya operasional. Sedangkan sumber daya manusia (pengusaha) diperoleh berdasarkan pengalaman dalam berwirausaha, bukan sumber daya manusia yang terdidik dan terlatih secara khusus.
B.          Sejarah Usaha
Proses bisnis yang baik adalah yang berangkat dari bawah lalu naik setahap demi setahap secara konsisten. Selain itu butuh  pengorbanan dan perjuangan yang besar untuk sukses. Jatuh dan bangun dalam usaha bisnis merupakan hal yang biasa terjadi. Namun sikap pantang menyerah menjadi kunci keberhasilan suatu usaha bisnis. Itulah kira-kira yang menjadi landasan Bapak Sukirno pemilik ” Mie Soker”.
Pria kelahiran Gunung Kidul, 3 Juni 1976 ini hijrah ke Sumatra tahun 1981 dalam rangka program transmigrasi lokal. Selepas SMA ia bekerja sebagai sales buku pelajaran hingga tahun 2001. Tak lama Bapak Sukirno alih profesi ikut membantu kakaknya membuat dan menjual mie ayam di Sungai Lilin, Palembang. Setiap hari ia menjajakan mie ayam dari desa ke desa hingga akhirnya Bapak Sukirno memutuskan untuk membuka usaha sendiri.
Sejak itulah ia melakukan berbagai terobosan, salah satunya ia terusik dengan urusan kuah mie ayam dan bakso yang harus sering diganti karena kotoran dari aci. Sementara kalau tidak sering diganti akan mengurangi citarasa mie dan kurang enak dilihat. Di sisi lain, terlalu sering mengganti kuah akan merepotkan, apalagi jika sedang banyak pembeli.
Setelah beberapa kali uji coba, ia pun menemukan cara yaitu mencuci mie sebelum direbus. Jika mie dicuci, maka tidak mengubah rasa mie dan air rebusan tidak cepat keruh, sehingga tidak harus sering diganti. Paling tidak bisa bertahan sampai pemakaian 150 porsi. Selain itu pembeli juga berkomentar bahwa rasa mie menjadi lebih enak. Walaupun agak sedikit merepotkan, namun yang terpenting pelanggan merasa puas.

BAB II
PERENCANAAN USAHA
Langkah pertama setelah memilki ide untuk memulai usaha, maka yang harus dilakukan selanjutnya adalah membuat perencanaan. Hal ini berguna sebagai persiapan awal yang memiliki dua fungsi, yaitu sebagai pedoman untuk mencapai keberhasilan manajemen usaha dan sebagai alat untuk mengajukan kebutuhan permodalan yang bersumber dari luar. Pengertian dari perencanaan usaha adalah suatu misi, usulan, operasional, finansial, strategi, peluang usaha yang mungkin diraih dan kemampuan serta keterampilan pengelolaanya.
A.           Perencanaan Sumber Daya Kewirausahaan
Perencanaan adalah fungsi manajemen yang paling pokok dan sangat luas meliputi perkiraan dan perhitungan mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan pada waktu yang akan datang mengikuti suatu urutan tertentu. Tujuan perencanaan harus tegas, jelas dan mudah dimengerti, disesuaikan dengan kondisi yang ada namun harus tetap pada tujuan yang ditetapkan.
Sumber daya kewirausahaan adalah sumber daya yang mampu mengkombinasikan antara sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya modal. Jumlah orang yang memiliki jiwa wirausaha, yang mampu menyatukan sumber daya yang ada dapat memengaruhi jumlah hasil produksi.
Menurut Bapak Sukirno, sebelum memulai suatu usaha, seseorang yang berniat untuk melakukan usaha harus mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dengan matang. Diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan franchising. Selain itu juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan, apakah di bidang pertanian, industri, kuliner, jasa atau jenis usaha yang lain.
Seorang wirausahawan harus dapat mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek modal, produksi (menyangkut ketersediaan sumber daya alam), sumber daya manusia (tenaga kerja), kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil risiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi setiap bulannya.
B.          Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi (Production Planning) adalah salah satu dari berbagai macam bentuk perencanaan yaitu suatu kegiatan pendahuluan atas proses produksi yang akan dilaksanakan dalam usaha mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan.
Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, membutuhkan daging sebanyak 5 kg, tepung kanji sebanyak 3 kg, minyak goreng 3 liter, kecambah, arang, sawi, cabai, bawang, saus, kecap, dan beberapa bumbu lainya. Mie Soker ini mulai buka pukul 09.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB. Oleh karena itu, belanja bahan-bahan dan pembuatan mie ayam dan bakso dimulai pukul 05.00 WIB sampai 08.00 WIB. Setelah semua selesai dikerjakan, baru kemudian warung dibuka.
Menurut Bapak Sukirno, proses pembuatan bakso, mie dan bahan-bahan lainnya sangat diperhatikan seperti dalam proses penakaran rempah rempah  dan daging sapi, sampai bumbu rahasia yang sangat menentukan cita rasa makanan yang akan dihasilkan. Sehingga membutuhkan kecermatan dan kesabaran yang pada intinya, pembuatannya membutuhkan sentuhan cinta sang peraciknya.
Selain itu, bahan-bahan yang digunakan sangat banyak dijumpai di pasar tradisional maupun pasar modern, sehingga tidak khawatir akan kehabisan stok bahan baku di pasaran. Yang paling penting adalah bahan tersebut masih segar dan layak untuk diolah menjadi makanan yang akan dijual sehingga menghasilkan makanan yang berkualitas
Kebersihan tempat juga sangat diperhatikan. Sehingga konsumen pun senang, nyaman, dan tidak perlu khawatir dengan proses produksinya. Lokasi / tempat usaha yang strategis dan calon konsumen, sangat mempengaruhi maju atau tidaknya suatu usaha.
C.          Perencanaan Pasar
Pemasaran merupakan ujung tombak dari bisnis yang kita miliki. Sebagus apapun produk dari bisnis yang kita miliki, tanpa pemasaran yang baik menjadi tidak ada artinya. Pemasaran bisnis usaha kecil tidak semata-mata menjual hasil produksi, tetapi juga menciptakan image bahwa produk kita baik dan berkualitas.
Di dalam mencapai target pemasaran, menurut Bapak Sukirno ada beberapa hal yang harus dilakukan agar pemasaran dapat dilakukan dengan baik dan sesuai dengan target yang diharapkan bahkan lebih. Beberapa hal tersebut antara lain :
a)  Menentukan lokasi / tempat usaha yang tepat (strategis)
b) Selalu menambah pengetahuan, sehingga mampu mempromosikan kepada konsumen tentang keunggulan bakso dan mie ayam kami dengan makanan lain yang sejenis.
c)  Memiliki menu andalan yang menarik pelanggan
d) Menetapkan harga makanan yang kami jual, yang mampu bersaing dengan makanan lain yang sejenis
e) Kualitas pelayanan, seperti masalah keramahan, kebersihan, waktu penyajian makanan serta kualitas rasa makanan
f)   Tidak bosan belajar dari siapa saja agar bisa maju
g)  Menjaga kejujuran, kualitas makanan dan pelayanan yang kami berikan
h)  Selalu mencatat dan memantau perkembangan penjualan yang terjadi dari hari ke  hari, minggu ke minggu. Sehingga bila ada hambatan dapat cepat ditanggulangi
i)   Selalu menjaga hubungan baik dengan para pelanggan
j)   Selalu mencari peluang baru, tidak hanya mengandalkan satu sumber pendapatan saja
k)  Jangan lupa untuk selalu beribadah dan berdoa serta beramal
D.          Perencanaan Keuangan
Kondisi berwirausaha membutuhkan perencanaan keuangan yang berbeda dengan seseorang yang berpendapatan tetap. Dalam situasi ini, seorang wirausahawan dituntut untuk lebih bijak dan disiplin mengelola keuangan. Dan yang terpenting, harus mampu memisahkan keuangan usaha dengan keuangan pribadi. Dalam memulai dan mengembangkan usaha ini, Bapak Sukirno mendapatkan modal usaha dengan mengajukan peminjaman uang kepada bank.
Bapak Sukirno juga memiliki catatan keuangan yang digunakan untuk mengetahui dengan pasti jumlah modal, biaya operasional yang dikeluarkan, dan keuntungan yang diperoleh setiap harinya. Selain itu juga, catatan keuangan tersebut berfungsi sebagai kontrol atau untuk mengetahui kepastian keuntungan yang dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari dan bagian mana saja yang harus disisihkan untuk ditabung dan digunakan untuk pengembangan usaha.

BAB III
PENGELOLAAN USAHA
A.            Gambaran Usaha
Bakso dan mie ayam merupakan salah satu alternatif makanan yang begitu digemari oleh masyarakat. Untuk dapat menikmati bakso atau mie ayam, tidaklah begitu sukar untuk ditemukan. Dari hasil penelitian Badan Pengawas Obat dan Makanan (2007), sejumlah produk pangan seperti mie basah, tahu, bakso, dan ikan positif mengandung bahan pengawet formalin.
Mie Soker mencoba menyajikan suatu alternatif dari hasil olahan bakso dan mie ayam yang bergizi tinggi, tanpa penyedap dan pengawet. Melihat peluang pasar pada saat ini, usaha ini menarik untuk ditekuni. Selain itu, konsumen juga dapat secara bebas mengkonsumsi bakso dan mie ayam yang lezat dan juga sehat dalam jangka panjang.
Mie Soker telah berdiri selama enam tahun dan sekarang telah memiliki tujuh orang karyawan. Ketika memasuki warung ini terlihat sebuah warung yang bersih dan rapi. Hampir setiap lima belas menit pembeli datang silih berganti memesan mie ayam ataupun bakso. Wajar bila dalam sehari rata-rata terjual 150 mangkok, dan hari Sabtu Minggu bisa mencapai 200 mangkok. Tidak hanya itu, tidak sedikit pelanggan yang sengaja datang meski harus menempuh jarak sejauh 2-3 kilometer. Padahal banyak warung mie ayam dan bakso yang lebih dekat.
Enak, bersih, dan pelayanan memuaskan, mulai dari proses produksi hingga makanan siap saji. Itulah kiat Bapak Sukirno pemilik ”Mie Soker”. Para karyawan yang melayani pembeli juga memakai seragam yang unik untuk menunjukkan identitas dan ciri khas ”Mie Soker” agar tampak bersih dan rapi.
Berikut daftar menu sekaligus harga yang ditawakan oleh Mie Soker :

  • Makanan
Jenis makanan
Harga
Bakso Super Soker
Rp 12.000,-
Bakso Daging
Rp 8.000,-
Bakso Telur
Rp 8.000,-
Mie Ayam Pangsit
Rp 7.000,-
Mie Ayam Pangsit + Bakso
Rp 10.000,-

  • Minuman
Jenis Minuman
Harga
Es Teler
Rp 7.000,-
Es Campur
Rp 5.000,-
Es Kacang Merah
Rp 5.000,-
Es Jeruk
Rp 3.000,-
Es Teh Manis
Rp 3.000,-
Jus Pokat
Rp 7.000,-
Jus Melon
Rp 7.000,-
Jus Mangga
Rp 7.000,-
Jus Jeruk
Rp 7.000,-
Sop Buah Segar
Rp 7.000,-


B.           Keunikan Usaha
              Mie Soker menghasilkan bakso, mie ayam dan aneka jenis es yang memiliki beberapa keunggulan, antara lain :
·        Harga yang kompetitif
·        Memiliki rasa yang lezat, bergizi tinggi, tanpa penyedap dan tanpa bahan pengawet
·        Tempat makan yang nyaman, bersih, pelayanan yang mengutamakan dan memuaskan pelanggan
C.           Strategi Usaha
Dalam dunia bisnis, kita tidak dapat memungkiri bahwa pasti akan ada persaingan usaha. Baik usaha kecil maupun usaha besar yang sudah menghasilkan keuntungan yang berlimpah. Apalagi jika berbicara mengenai bisnis kuliner, sudah pasti persaingan yang ada semakin banyak dan ketat. Konsumen disuguhkan berbagai jenis makanan dengan bermacam-macam keunikan dan keistimewaannya. Maka dari itu, agar bisnis yang kita bangun atau usaha yang sudah berjalan tidak tenggelam di tengah persaingan, maka ada beberapa strategi bisnis kuliner dalam menghadapi persaingan.
Menurut Bapak Sukirno, strategi yang selama ini diterapkan dalam usaha Mie Soker ini antara lain :
·     Mempertahankan cita rasa dan meningkakan kualitas mie, bakso dan pelayanankepada pelanggan
·     Biaya gaji dioptimalkan sesuai hasil produksi
·     Pengembangan mesin pembuat mie maupun peralatan pendukung
·     Tetap melakukan promosi walaupun bisnis telah berjalan
·     Memanfaatkan kelemahan pesaing sebagai kelebihan bisnis kita
·     Belajar dari pengalaman dalam dunia bisnis kuliner
·     Menciptakan inovasi baru 

BAB IV
PENGEMBANGAN USAHA
Pengembangan usaha yang dilakukan dalam usaha Mie Soker ini untuk sementara terfokus dalam proses produksi dan sumber daya manusia / tenaga kerja. Pengembangan usaha dalam proses produksi dilakukan dengan cara menambah sarana dan prasarana serta tenaga produksi untuk meningkatkan kapasitas produksi, seperti penambahan aset berupa peralatan dapur misalnya mesin untuk membuat mie. Sehingga kapasitas dan kualitas produksi dapat ditingkatkan.
Langkah-langkah ini dilanjutkan dengan meningkatkan sumber daya manusia / tenaga kerja yang merupakan pengelola. Jumlah tenaga kerja yang dimiliki harus sesuai dengan kebutuhan usaha, jangan terlalu banyak sehingga menjadi tidak efisien. Hal ini dijadikan strategi pengembangan produksi ke depannya bagi usaha Mie Soker ini untuk dapat membuka cabang yang baru di lokasi lain yang tak kalah strategis dengan pertimbangan dan perencanaan yang matang.

BAB V
ANALISIS
Bisnis kuliner (makanan) menjadi ladang bisnis yang lumayan menggiurkan. Selain menambah variasi makanan, keberadaan Mie Soker ini juga berdampak positif bagi masyarakat sekitar. Dampak positif tersebut antara lain dengan adanya Mie Soker ini, membuka lapangan pekerjaan bagi penduduk sekitar. Selain itu, juga dapat menumbuhkan semangat wirausaha kepada masyarakat sekitar setelah melihat perkembangan penjualan di warung Mie Soker ini.
Dengan melihat dari segi sumber daya kewirausahaan, produksi, minat pasar dan keuangan, apabila Mie Soker ini mampu mempertahankan cita rasa dan meningkakan kualitas mie, bakso dan pelayanan kepada pelanggan maka peluang untuk terus mengembangkan usaha  semakin terbuka lebar.
Pengembangan usaha dapat dilakukan dalam proses produksi dengan cara menambah sarana dan prasarana serta tenaga produksi untuk meningkatkan kapasitas produksi. Atau dengan cara meningkatkan sumber daya manusia / tenaga kerja yang merupakan pengelola. Sehingga diharapkan dapat membuka cabang yang baru di lokasi lain yang tak kalah strategis.