1. Bagaimana cara menghitung daya yang terkandung
dalam suatu air terjun? Bagaimana penurunan rumusnya?
Jawab
:
Kita tinjau bahwa di puncak air terjun massa air memiliki tenaga
potensial yang besarnya :
Ep = W =
m. g. h, dimana massa air (m) adalah ρV
Daya yang dibangkitkan suatu air terjun
merupakan perubahan tenaga potensial air menjadi tenaga untuk penggerak turbin
di bawahnya.
P = Q .ρ. g. h
dimana :
P =
daya (watt)
Q = debit air (m3/detik)
g = percepatan gravitasi (m/detik² )
h = tinggi air terjun (m)
ρ = massa jenis air (kg/ m3)
Contoh : Suatu
air terjun dengan ketinggian 10 m mengalirkan air dengan debit 20 m3/detik
Berapa daya yang dapat dibangkitkan oleh air terjun tersebut jika ρair = 1000 kg/ m3?
Dengan
demikian kita dapat menghitung daya yang ditimbulkan oleh air terjun.
P = 20 m3/detik x 1000 kg/ m3 x 10 m/detik² x 10 m
P = 2 x 106
Watt
2.
Bagaimana
prinsip kerja PLTA pompa dan apa manfaatnya?
Jawab :
Pada PLTA pompa terdapat dua buah waduk, yaitu waduk
bawah dan waduk atas. Pada saat kebutuhan beban dalam sistem tenaga listrik
rendah, maka kelebihan daya yang tidak diserap oleh konsumen dipakai untuk
memompa air dari waduk bawah ke waduk atas untuk digunakan kembali saat
dibutuhkan. Sedangkan pada saat beban puncak, air yang terkumpul pada waduk
atas akan dialirkan ke waduk bawah untuk memutar turbin dan menghasilkan daya
listrik untuk memenuhi kebutuhan beban puncak.
Pada saat beban puncak, PLTA pompa bertindak sebagai
generator dan membangkitkan energi listrik. Pada saat beban minimal, PLTA pompa
bertindak sebagai beban dimana generator menjadi motor dan turbin menjadi
pompa. Secara skematis prinsip kerja PLTA pompa seperti gambar berikut.
Manfaat
PLTA pompa antara lain :
- Pembangkit ini bermanfaat untuk menyimpan energi
listrik sisa yang dibangkitkan. Pada saat malam hari, semua orang serempak
menggunakan listrik sehingga beban melonjak secara seketika. Sehingga PLTA
pompa cocok digunakan untuk memikul beban puncak pada malam hari.
- Mengurangi masalah pemindahan penduduk, karena PLTA pompa hanya memerlukan luas genangan waduk yang sedikit. Waduk hanya bersifat tando harian, bukan waduk tahunan
seperti pada PLTA skala besar pada umumnya.
- Mengurangi
luas daerah genangan waduk yang harus dibebaskan tanahnya. Sehingga biaya pembuatan
bendungan jauh lebih rendah dibanding PLTA konvensional. Karena untuk menampung
air yang volumenya sedikit, maka tinggi dan volume bendungan juga jauh lebih
rendah.
·
3. Bagaimana
menghitung debit air yang mengalir pada pipa pesat pada PLTA?
Jawab :
Debit adalah
besaran yang menyatakan banyaknya air yang mengalir selama 1 detik yang
melewati suatu penampang luas.
Aliran fluida yang melalui sebuah pipa
yang panjangnya L dengan kecepatan v. Luas penampang pipa adalah A. Selama t
detik volume fluida yang mengalir adalah V = AL, sedang jarak L ditempuh selama
t = L/v detik maka debit air adalah :
Q = V / t =(A.L) / (L/v) = A.v
dimana :
V = volume fluida yang mengalir (m3)
t = waktu (detik)
A = luas penampang (m2)
v = kecepatan aliran (m/detik)
Q = debit aliran fluida (m3/detik)
Contoh : Air mengalir dalam pipa pesat
yang mempunyai diameter 85 cm (0.85 m) dengan kecepatan 25 m/detik. Berapa
laju (debit) aliran volumenya?
Q = A.v = ¼ . π . D². v
thanks min...
ReplyDeletesaya minta tolong rumus besaran penampang basa saluran pembawa dan penstok juga pipa pesat untuk plta
ReplyDelete